Sabtu, 09 Juli 2011

Memberi Sebanyak-banyaknya

Ketika anda bertemu dengan seorang anak, tidak peduli asal usulnya kaya atau miskin, ketika anda memberinya sebuah oleh-oleh maka akan girang dan bahagialah ia, merasa diperhatikan, merasa disayang, merasa sangat-sangat bahagia tak kepalang. Memberi kepada orang lain akan memberikan tiga kebahagiaan sekaligus. Pertama, kita merasa bahagia mungkin saja dia yang diberi adalah seorang anak yang dicintai. Kedua, dia yang diberi merasakan kebahagiaan tiada tara. Ketiga, orang yang melihat akan merasa terpacu untuk berbuat yang sama. 

”Perumpamaan orang yang menginfakqkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat ganakan bagi siapa yang Ia kehendaki, dan Allah Maha Luas MahaMengetahui”. QS. Albaqarah 261 

Lantas apa yang membuat kita harus ragu untuk memberikan sedikit harta yang kita miliki buat mereka yang berhak, ingat! sesungguhnya kita tidak mengeluarkan pengeluaran sia-sia tetapi yang kita berikan adalah hak dari saudara lainnya. Dan yang bernama hak orang lain tidaklah boleh kita menyantapnya, karena ia akan menjadi kanker ganas yang akan menghancurkan masa depan kita yakni masa depan saat semua yang kita miliki akan dipertanggungjaabkan pada yang Maha Memiliki segalanya, pada Dia yang telah menitipkan amanah pada kita, saat lisan tak bisa berkata lagi, saat tangan telah berani berkata, saat kakipun mengatakan kemana ia dilangkahkan, saat hati tak bisa lagi menolak nurani, saat tak ada satupun penolong melainkan hanya amal. Adakah atau tidak? Hanya kita yang bisa mempersiapkannya. 

”Iman adalah mutiara” 
”Iman tak dapat dijual beli walau dari seorang ayah yang beriman” 

Sebelum nikmat memberi diputus oleh Rabb dari kita, saat semua yang kita miliki diambilnya kembali dari berbagai cara, maka memberilah sebanyak-banyaknya. Jangan pernah khawatir harta dan tahta akan berkurang. Bahkan Allah akan menambahnya. Dari satu menjadi tujuh dan dari tujuh ada seratus hingga ada tujuh ratus, menginfaqkan harta pada saudara yang membutuhkan juga akan menghantarkan pada rasa syukur yang mendalam, karena ketika jasad ini belum kaku kita bisa memberi, saat lidah belum keluh kita bisa berucap, saat darah masih mengaliri tubuh kita, saat jantung masih beretak memberilah karena jika jasad ini sudah kaku dan keluargapun akan menghantar kita pada peristirahatan dan rumah baru kita yakni kubur kita maka terputuslah sudah, dan kita tidak tahu harus menunggu sampai kapan. 
”Dan berkatalah orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang kafir), sesungguhnya kamu telah beriam dalam kubur menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan”. QS.Ar-Rum:56 

0 komentar:

Posting Komentar