![]() |
fotografhy's irtnaj |
Malam semakin pekat,
mata pun kiat melekat,
walau hati masih terpikat,
menyelesaikan semua yang harus dibuat.
Teringat tentang putih dulu,
ketika lahir kita bak kertas putih,
tanpa coretan seujung kuku,
hadir kita pengobat perih.
Lalu kita sambangi bumi, Hilir mudik jalan berganti,
Kadang ada kecewa diri,
hingga terbakar diri sendiri.
Tertatih merangkak,
Meraih taubat,
Perih saat jatuh disekak,
Sesal atas yang tlah dibuat.
Ternyata malam kian larut, Itulah sekilas dunia abu-abu,
Berbuat hanya sekehendak perut,
Tak peduli murka Allah dan murka ibu.
Tak terhenti disana saja,
kian larut dalam dosa,
hilang sudah putih bersahaja,
Tinggal angkuh merasa perkasa.
Tapi Allah bukakan mata,
taklah sekarang bermuram durja,
Putih kembali bersinar rata,
Karena tafakur pada Maha Raja.
Malam penghantar waktu tahajud,
Amanlah tentram untuk munajat,
Mimpi kini kian terwujud,
Tinggalkanlah kawan perilaku jahat.
Sejuknya subuh pun amat dekat,
Alquran jangan lupa didekap,
Itulah pencahaya rumah penuh rahmat,
Semoga kelak dapat syafaat.
Yang haram pun sudah tak dibuat,
Yang makruh pun jauhkan saja,
Yang sunnah terus diperkuat,
Yang wajib amal kesenangan kita.
Kepada Allah kita mengadu,
atas dosa yang telah lalu,
semoga amal kita meningkat,
kepada kebaikan kita terpikat.
0 komentar:
Posting Komentar