Manusia tak pernah terlepas dari yang namanya
cinta, kata ini begitu sakral dalam kehidupan manusia dan begitu berharga bagi
siapapun, tentu saja karena tak ada satupun manusia yang bisa hidup tanpa
cinta, tak ada satupun manusia yang tidak butuh cinta. Bahkan ada yang membunuh karena cinta, ada yang
menyakiti karena cinta, ada yang bahagia karena cinta, ada yang terluka karena
cinta, ada yang menderita karena cinta, ada yang menemukan hidayah karena
cinta, ada yang saling berbantahan karena cinta. Cinta terkadang membuat alfa
namun itu hanya karena kelalaian belaka, namun cinta memberikan kehidupan saat
cinta digunakan pada tempat yang pantas sebagai kedudukannya, karena cinta juga
bisa membuat manusia lupa diri dari penciptanya. Tak ada manusia yang tak butuh
cinta, semua butuh cinta, tiada kehidupan tanpa cinta dan kasih. Bukankah setiap
manusia itu juga lahir dari yang namanya cinta, yang saling menentramkan antara
satu dengan yang lainnya.
Masa kecil yang kita tau tentang cinta hanya ketika kita dibelikan ini dan
itu, remaja mulai berubah dan patah lagi dewasa sudah dengan irama cinta
masing-masing. Ada yang berusaha membendung dan terkadang meluap dan ada yang
tumpah sehingga tak berdayaguna lalu ada pula yang tertahan dan beku tak
terpecahkan hingga ajalpun datang menjemput. Perihal cinta Allah yang tak
lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan, cinta itu indah karena inti
pekerjaannya adalah memberi, memberi apa saja yang dibutuhkan oleh orang yang
dicintai untuk hidup lebih baik dan tumbuh karenanya. Allah memberi apa saja
yang kita butuhkan, inilah cinta yang sempurna dan paripurna, tak ada satu
kekasihpun yang bisa memberikan segala yang dibutuhkan orang yang dicintai dan
mencintainya, bahkan kerap orang yang dicintai tersakiti dan kadang tak
terobati, karena ketika lisan tersalah masih bisa diobati, namun saat hati
tersayat walau sudah terucap maaf dilisan namun terkadang masih membekas dihati
dan terkadang kerap muncul kembali. Namun Allah Maha Pengampun dan penerima
taubat, sekalipun hidung telang bertengger anting-anting dan mulut sudah
seperti lautan alkohol, ketika petunjuk diberikan tak siapapun yang bisa
menghalangi untuk kembali ke jalanNya, tak ada yang bisa menghadang dengan
pangkat apapun dan dengan rayuan apapun.
Cinta Allah tak pernah tak berdayaguna, tak pernah beku kepada siapapun,
cintaNya mengalir bagaikan terusan yang tak henti mengalir walaupun hamba tak
memenuhi janjinya, cinta yang tak pernah kering sekerontang apapun jiwa manusia
yang berjasad. Cinta Allah
pada hambanya tak pernah terkira berapa besar dan banyaknya, banyak sekali. Tak
pernah terkikis oleh erosi dari dataran manapun.
Berhenti mencintai kefanaan itu adalah terbaik karena hanya akan menghantar
pada kebrutalan sikap dan tingkah laku. Hanya menyampaikan pada kesenangan
sesaat dan diakhiri dengan penyesalan tiada tara. Rasulullah tidak pernah
menganjurkan kita untuk terlalu mencintai, dan juga tak menganjurkan kita untuk
terlalu membenci, karena boleh jadi yang kita amat cintai suatu saat akan kita
benci dan yang kita benci bisa jadi kita cintai.
0 komentar:
Posting Komentar