Selasa, 28 Februari 2012

Secangkir Teh di Sore hari

Saudaraku....
aku ingin berbagi cerita dengan kalian semua tentang sedikit hal yang aku ketahui tentang hidup. Ya, aku tidak ingin menggurui, bukan pula merasa yang lebih baik. Aku hanya berbagi tentang oksigen yang aku hirup setiap saatnya, tentang pendengaran yang masih bisa mendengarkan teriakan, pekikakan dan suara-suara lembut berikut sumbang, tentang mata yang masih bisa menangkap bayang yang hadir dari kejauhan, tentang tangan yang masih bisa digerakkan yang masih bisa menggapai apa yang hendap digenggam, tentang kaki yang masih bisa melangkah menyusuri relung kehidupan yang penuh misteri bukan tanda tanya, tentang lisan yang masih bisa berujar suka ataupun tidak, tentang perut yang bisa merasakan lapar, tentang kepala yang bisa merasakan gigitan sakit yang tak kepalang, saat jantung berdenyut, hati merasa, jiwa berintuisi, raga bergerak, nurani bicara.

Saudaraku....
Hidup itu indah, apapun yang kita alami memiliki jawabannya diwaktu yang berbeda, ketika hari ini kita terluka, taukah engkau bahwa esok lusa atau suatu saat ada keindahan yang kita temui, bahkan akan menjadi hal yang amat kita ingat. Seperti layaknya kita ketika kecil belajar mengendarai sepeda, kemudian kita jatuh, masuk ke parit atau kubangan kerbau, bahkan ada bagian tubuh kita yang terluka. sungguh saat itu kita merasakan sakit, tapi Allah itu adil, Dia obati sakit itu dengan harapan didalam dada kita, Dia obati dengan tekad didalam hati kita, kemudian kita bisa mengendarai sepeda dan sumringahlah wajah yang tadinya fasih. Kemudian ketika dewasa, saat kita mengingat kejadian menyakitkan itu, kita menjadi berdecak bangga, kita menjadi riang. Bahkan ketika kita bercerita pada anak-anak kita atau keponakan, kegagalan kita dengan jatuh dan terjatuh itulah yang menjadi bagian dari semangat mereka.

Begitu pula halnya kebahagiaan yang kita rasakan saat ini, duka dan suka adalah angin kehidupan yang kadang berhembus mendekati kita dan kadang pergi tanpa permisi meninggalkan kita. Kebahagiaan yang kita rasaan dimasa silam bisa jadi menjelma menjadi kepiluan dimasa kini, kenapa? karena kebahagiaan itu tidak kita miliki lagi, karena tawa itu tidak kita miliki dalam suatu ketika.

Tapi ingatlah saudaraku, bahwa suka dan duka hanyalah angin yang silih berganti menemani hidup kita, tak perlu terlalu merasa puas dengan suka yang kita punya, juga tak perlu merasa begitu bersedih dengan luka yang kita punya, semuanya akan silih berubah.

Hidup itu indah dalam keberadaan syukur yang bertahta di hati kita. Ianya akan menghiasi setiap raut wajah perjalanan kita, karena sudah jalannya kehidupan menempuh suka dan duka dalam keadaan mau atau tidak ingin, dalam keadaan butuh atau tidak. Nikmati hidup seperti menikmati secangkir teh di sore hari saat hujan lebat disandingi dengan semangkuk mie rebus... bahkan lebih dari itu semua. wallahu'alam.

2 komentar:

Posting Komentar