Sabtu, 09 Juli 2011

Awali denga syukur

Pernahkah anda melihat seorang ibu yang sedang mengajari anaknya mengaji? Pernahkah anda mendengarkan ibu yang menyapi anaknya dan mengajarkan membaca basmalah? Atau anda termasuk ibu yang jarang mengucapkan basmalah? Jika kita masih sering lupa mengucapkan basmalah dalam setiap kebaikan kita, jangan-jangan kita adalah insan yang banyak lupa untuk bersyukur ketika kita diberikan begitu banyak nikmat oleh Allah swt atau bahkan menganggap nafas bukanlah nikmat, ahh…orang hidup tentu bernafas hanya itu yang kita tau, terlalu banyak memandang nikmat dari segi materi itulah kita, ketika diberi rezeki gaji yang lebih banyak itu baru kita katakana nikmat, sedangkan ketika sehat, kita tidak merasakan bahwa itu nikmat, bahkan ketika sehat kita sering lupa akan Allah, ketika sakit barulah kita tau betapa indahnya nikmat sehat. Saya akan membawa anda menikmati nyanyian indah berikut:
Muhasabah Cinta
Wahai pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian darimu
Ku pasrahkan semua padaMu
Tuhan baru kusadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini ku harapkan cintaMu
Kata-taka cinta terucap indah
Mengalir berdzikir dikidung doaku
Sakit yang ku rasa
Biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah slama ini
Ya illahi
Muhasabah cintaku….
Tuhan
Kuatkan aku
Lindungi ku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu
*Kata-taka cinta terucap indah
Mengalir berdzikir dikidung doaku
Sakit yang ku rasa
Biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah slama ini
Ya illahi
Muhasabah cintaku…. 2x
Nah kira-kira orang yang menyenandungkan nasyid ini orang yang penuh syukur atau tidak? Tentulah yang bisa berbuat seperti ini adalah orang yang ikhlas dan penuh rasa syukur walaupun kondisinya sedang sakit.
Nikmat hidup di dunia adalah awal pertarungan untuk bertemu dengan Allah swt, bertemu seperti dilahirkan tanpa dosa atau pulang seperti kertas putih yang sudah tertumpah begitu banyak warna. Pernah saya dalam keadaan sakit, dan berita itu saya kabarkan pada status saya dalam facebook, lantas saya masih ingat sebuah comment “Hasan al-basri bingung memilih antara dua keadaan, saat ia sehat maka ia memiliki banyak kesempatan untuk beribadah dan ketika sakit, maka ia memiliki banyak kesempatan untuk gugurnya dosa-dosa”. Kedua kondisi terasa sangat menguntungkan tidak ada yang terasa merugikan. Nah, hendaknya beginilah kita, ketika sehat mempergunakan waktu untuk dengan sebaik-baiknya untuk taat kepada Allah karena begitu banyaknya nikmat yang Allah berikan pada kita mulai dari kita bangun hingga kita tertidur dimalam harinya. Ketika sakit, tiada halangan untuk dekat denganNya menyebut namanya dalam setiap helaan perih yang kita rasakan, bukan malah mengeluh disaat sakit. Menikmati kehidupan itu lebih indah dari pada harus mengeluh dengan keadaan karena keluhan tidak akan mengubah apapun dalam hidup kita, bahkan akan memperkeruh suasana hati. Awali dengan syukur dan beraksilah. SYUKUR DAN BERAKSI, BERAKSI DAN BERSYUKUR.

• Slalu jadi yang terbaik
Apakah kita akan menjadi orang yang menyesal?, untung-untung diberi kesempatan untuk menyesal, bagaimana jika tidak diberi kesempatan untuk menyesal kita sudah harus meninggalkan dunia ini? Jawabannya ada pada diri anda. BERLAKU BAIKLAH DARI DINI. Bersyukurlah ketika nikmat sehat itu masih ada, seorang yang tangguh itu tidak perlu bekeluh kesah, tidak perlu merasa resak, tidak perlu merasa hina, tidak perlu merasa tak berguna. Setiap perjalanan kita memiliki seninya masing-masing, jika ingin lebih baik jangan abaikan orang yang tak baik, jika ingin lebih baik jangan mengimbangi orang lain dengan diri anda, karena diri anda adalah anda bukan orang lain, jangan pernah bandingkan diri anda dengan orang lain, karena akan timbul sebuah paradigma yang akan mencengkoki benak anda “dia lebih enak, dia kaya, pintar, punya semuanya, orang kota, memang dari dulu sudah sukses, tujuh turunanpun harta orang tuanya tidak akan habis sedangkan aku orang biasa-biasa saja, aku tak punya apa-apa, aku hanya anak desa, aku hanya anak PNS yang gajinya pas-pasan bahkan kurang, dan mereka punya semuanya”. Pandanglah diri anda sebagai diri anda bukan orang lain, karena semua ini adalah pandangan yang salah, memandang diri serba tak bisa, jika bukan kita yang memproklamirkan potensi kita, maka siapa yang kita tunggu memproklamirkannya? Iya kalau ada yang berbaik hati, kalau tidak mau hidup menjadi manusia yang tak bisa memberikan manfaat apapun? Jangankan untuk orang lain, untuk dirinya saja tidak bisa? Ingat….!!! Bersyukurlah dengan apa yang Allah berikan kepada kita, mungkin saja kita diamanahkan kepada seorang ayah PNS dengan gaji pas-pasan untuk menghidupi 7 orang anggota keluarga, yang masih dalam masa study semua. Salahkah ketika kita mulai menukik kehidupan untuk lebih baik dan bermanfaat? Bersyukurlah, karena syukur jauh dari putus asa, lakukan apa yang bisa kita lakukan tanpa mengenyampingkan aturan Negara, agama dan tatakrama lingkungan tempat kita berdomisili (apa coba….seperti pelajaran PKN aja).

Ketika kita tidak membiasakan syukur maka kita akan cenderung memandang sesuatu dari sudut kekurangan dan kelemahannya dan senantiasa mengenyampingkan kelebihan dan kekuatan yang kita punyai.
Saya pernah mengikuti menjawab sebuah games yang diberikan seorang traginer dirumah kami, maklum rumah kost kami adalah kost mahasiswa yang berusaha mencari penghidupan dengan segala cara yang halal, menjadi pembicara atau trainer sudah hal biasa, hitung-hitung mengasa bakat ngomong dari pada ngomong gak keruan. Ketika itu teman saya memberikan beberapa soal yang isinya adalah game motivasi. Salah satu soal itu yang saya ingat soal nomor 2 yaitu “coba anda buat defenisi dari kata yang saya berikan berikut: pertama anjing, kedua kucing, ketiga tikus, keempat kopi, kelima laut. Nah, ketika itu ada yang menjawab bahwa anjing adalah “yang menjijikkan, yang tak menyenangkan, najis” dan adapula yang menjawab “garang tapi tetap bermanfaat” serta ada yang menjawab “penjaga rumah”. Ketika mejawab tentang kucing, rata-rata menjawab “lucu dan menyenangkan”. Ditanya kopi, banyak yang menjawab “pahit” tapi ada juga yang menjawab “menyenangkan”, ditanya tentang laut banyak yang menjawab “luas”, tapi ada pula yang menjawab “luas, menyenangkan, asyik dan menentramkan”. Masing-masing memiliki jawabannya masing-masing. Tapi ternyata setelah semua pertanyaan dijawab, trainer mengatakan makna dari setiap kata tersebut, anjing menunjukkan siapa diri anda dan apa pandangan anda tentang diri anda, kucing adalah pandangan anda tentang pasangan hidup anda, kopi adanal jawaban anda bila anda ditanyai tentang (maaf) seks, laut adalah pandangan anda tentang kehidupan anda, semua peserta merunduk merasa permainan ini tidak per, ya barang kali memang tidak per, bias saja anjing itu menggambarkan tentang musuh anda, mana ada orang yang mau disamakan dengan (maaf) anjing, tapi ambillah hal positif dari permainan ini, kita sering memandang diri kita, teman, orang tua dari sudut kekurangannya, dari kekurangannya, jarang melihat kelebihan, begitu juga kita, kita sering mengukur diri kita dari sudut yang rendah, cobalah untuk memandang dari sudut yang berbeda, sehingga hidup kita bervariasi, tak perlu merasa hina dan tak berguna. GANBATE (pengen jalan-jalan ke jepang). Eitssss….ingat soal diatas bukan ramalan, itu hanya test untuk mendapatkan

Mungkin sudah tak jarang kita mendengar kata-kata berikut “Seperti ulat loncat dalam kotak korek api” pernahkah anda mendengarnya? Kalau tidak maka bacalah tulisan ini (cie…promosi) kalau ulat loncat dalam kotak korek api, yang dia tahu dia hanya bisa meloncat setinggi kotak korek api dan ketika dikeluarkan dari kotak korek api maka dia juga akan loncat setinggi loncatannya dalam korek api, padahal dia bisa meloncat lebih tinggi bahkan sangat tinggi. Nah jika kita memang dibesarkan ditempat yang sempit bukan berarti kita tidak bisa untuk tempat yang lebih lapang, toh kita bukan ulat, kita dikarunia akal fikiran, untuk membuat target dan rencana terbaik. 

0 komentar:

Posting Komentar