Senin, 23 Agustus 2021

Satu Rasa Untuk Negeri

Pergantian kekuasaan dan kepemimpinan adalah kehendak demokrasi. Setiap kepemimpinan memiliki seni tersendiri, berbeda gaya berbeda cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam visi misi. Setiap kepemimpinan memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan zamannya. Alat juang yang digunakan juga berbeda.

Dahulu pra kemerdekaan, bangsa ini berjuang melawan penjajahan dengan segenap raga dan tumpah darahnya hingga pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa ini menyatakan kemerdekaannya.

Kemerdekaan bukan lantas membuat perjuangan itu berhenti. Sulit meraih kemerdekaan dan tidak mudah mempertahankannya. Seperti cintaku padamu, sulit memperjuangkannya dan berderai air mata mempertahankannya. Hanya saja cintaku padamu, rela aku lepaskan. Berbeda dengan cinta tanah air.

Sekali merdeka tetap merdeka. Itu slogan yang berapi-api membakar semangat mempertahankan kemerdekaan. Tidak sedikitpun bangsa ini ingin terjajah lagi.

Lalu bagaimana dengan kondisi bangsa yang ditimpa wabah hari ini? Semua kita merasakan getirnya wabah ini, namun kita tidak boleh kalah, kita perangi wabah ini, tunjukkan cinta kita pada bangsa ini, semampu dan sekuat yang kita bisa.

Saling bahu membahu, saling tolong terhadap orang yang memerlukan. Peka terhadap orang-orang susah diantara kita. Lalukan yang terbaik buat bangsa ini, satu rasa untuk negeri ini bahwa cinta rakyat tidak akan pernah padam meski lilitan kelelahan setia hinggap dalam perjuangan rakyat untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan bangsa. 

0 komentar:

Posting Komentar