Mikroba terdapat dimana-mana di sekitar
kita ada yang menghuni tanah, air, dan udara. Studi tentang mikroba yang
ada di lingkungan alamiahnya disebut ekologi mikroba. Ekologi merupakan
bagian biologi yang berkenaan dengan studi mengenai hubungan organism
atau kelompok organisme dengan lingkungannya.
Ekologi mikroba sangat berperan membantu
memperbaiki kualitas lingkungan. Bagian dari mikrobiologi yang
mempelajari tentang peranan mikroorganisme di dalam lingkungan adalah
mikrobiologi lingkungan. Lingkungan yang dimaksud terutama terdiri dari
air, udara, dan tanah. Mikrobiologi air adalah mikrobiologi yang
mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam lingkungan
air. Peranan mikroba dalam air dapat dipakai dalam bidang kesehatan,
bidang pertanian, bidang peternakan, bidang industri, bidang pengairan,
bidang pengolahan air. Mikrobiologi tanah adalah bagian disiplin
mikrobiologi yang mempelajari kehidupan, aktivitas, dan peranan
mikroorganisme di dalam tanah.
Perananan mikroba dalam lingkungan hidup
pada saat sekarang adalah sebagai jasad yang secara langsung atau
secara tidak langsung mempengaruhi lingkungan; dan juga baik jasad yang
secara langsung maupun secara tidak langsung dipengaruhi oleh
lingkungan.
NITROBACTER
Unsur nitrogen di alam terdapat dalam bentuk gas, sedangkan di tanah
jumlahnya sangat sedikit,namun sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dalam
jumlah banyak. Nitrogen bersenyawa membentuk urea, protein, asam nukleat
atau sebagai senyawa anorganik seperti amoniak, nitrit dan nitrat.
Meskipun kebutuhan N2 sangat
penting, namun hanya sedikit organisme yang dapat mengikat N2 dari
udara, yaitu jenis bakteri dan gangang bersel satu yang bersimbiosis
dengan tmbuhan tingkat tinggi melalui Fiksasi Nitrogen. Sedangkan
tumbuhan lainnya memperoleh senyawa nitrogen melalui suplai N2 atau daur
nitrogen. N2 diserap oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat melalui proses
Nitrifikasi yang dibantu oleh bakteri Nitrosomonas, Nitrococus dan
Nitrobacter.
Bakteri yang mengoksidasi ammonia menjadi nitrit kemudian menjadi nitrat disebut bakteri nitrifikasi. Sedangkan bakteri denitrifikasi
adalah bakteri mampu mengubah nitrit menjadi gas nitrogen yang nantinya
gas tersebut akan kembali lagi ke atmosfer dan siap untuk memulai daur
lagi.
Nitrobacter merupakan bakteri nitrifikasi karena merupakan bakteri
yang mengubah nitrit menjadi nitrat. Nitrobacter termasuk famili Nitrobacteraceae. Spesies nitrobacter meliputi Nitrobacter winogradskyi, Nitrobacter hamburgensis, Nitrobacter vulgaris, Nitrobacter alkalicus. Selain itu, nitrobacter juga merupakan sub-kelas dari Proteobacteria.Tidak
seperti pada tumbuhan, ketika transfer elektron pada fotosintesis
menyedisakan energi untuk fiksasi karbon, Nitrobakter menggunakan energi
dari oksidasi ion nitrit ( NO2¯ ) menjadi ion nitrat ( NO3¯ ) untuk memenuhi kebutuhan karbonnya.Nitrobacter memiliki pH optimum antara 7,3 dan 7,5 serta akan mati pada suhu 120°F (49°C) atau di bawah 32°F (0°C). Menurut Grundman, Nitrobacter tumbuh optimal pada suhu 38°C dan pH 7,9. Akantetapi, Holt menyatakan bahwa Nitrobacter tumbuh optimal pada suhu 28°C dan ph antara 5,8-8,5 dan memiliki pH optimal antara 7,6-7,8 (Grundman et. al. 2000, Holt, 1993). Nitrobakter termasuk bakteri aerob, pada umumnya berbentuk batang, seperti pir atau pleomorfhic dan berkembang biak dengan budding.
Nitrosomonas menguraikan ammonia menjadi Nitrit, yang merupakan senyawa beracun bagi koi. Nitrit menjadi makanan bakteri Nitrobacter dan menghasilkan senyawa Nitrat. Melihat keterkaitannya, lumrah bila kita menemukan kedua bakteri itu bersama dalam kolam. Walaupun berbahaya, koi masih mampu bertahan dengan kadar Nitrit dua kali kadar ammonia.
Inilah yang dimaksud siklus nitrogen atau lazim disebut proses nitrifikasi. Koi melakukan respirasi dan bersekresi membuang kotoran yang mengandung ammonia. Begitu juga sisa pakan, kotoran di dasar kolam, atau koti mati yang lama tidak diangkat. Semuanya memberikan kontribusi terhadap peningkatan kadar ammonia dalam kolam. Ammonia diuraikan nitrosomonas menjadi nitrit. Siklus berikutnya adalah nitrobacter yang mengkonversi nitrit menjadi nitrat. Pada bagian akhir, nitrat diserap tumbuhan air atau menguap setelah melalui proses oksidasi dipermukaan air.
Karakteristik
Nitrosomonas dan nitrobacter adalah
terminologi bakteri Lithotrophic. Mereka membutuhkan oksigen dan makanan
untuk hidup dan membangun koloni dimedia dengan permukaan yang keras
dan bersih. Kedua jenis bakteri tersebut termasuk lama dalam replikasi
dibanding bakteri lain yang ada. Pada kolam air tawar, bakteri
membutuhkan waktu setiap 8 jam untuk bereplika, sedangkan untuk air laut
lebih lama lagi, sekitar 24 jam.
Proses pengolahan air limbah secara biologis aerobic adalah dengan
memanfaatkan aktifitas mikroba aerob, untuk menguraikan zat organik yang
terdapat dalam air limbah, menjadi zat norganik yang stabil dan tidak
memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Mikroba aerob ini
sebenarnya sudah terdapat di alam dalam jumlah yang tidak terbatas dan
selalu dapat diperoleh dengan sangat mudah.Dalam
kapasitas yang terbatas alam sendiri sudah mampu menetralisir zat
organik yang ada dalam air limbah. Sementara itu kemampuan air dalam
menyerap oksigen di udara sangat terbatas, walaupun keberadaan oksigen
di udara tidak terbatas. Pemenuhan oksigen dapat dibantu dengan
peralatan mekanis (aerator), aliran udara bertekanan atau pertumbuhan
mikrobia itu sendiri (algae).Pengolahan Limbah
Bakteri
aerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida (CO2), dan energi.
Oleh karena itu, saat ini, bakteri aerob banyak dimanfaatkan untuk
pengolahan limbah-limbah cair yang dihasilkan dari pabrik-pabrik. Dalam
pengolahan limbah ini, bakteri aerob memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut.
1. Bakteri aerob memerlukan suhu yang tinggi agar dapat bekerja
maksimal. Ia memerlukan temperatur lebih tinggi dari sebelumnya jika
ingin sampai pada reaksi yang diinginkan.2. Bakteri ini akan efektif bekerja pada kisaran pH 6,5 sampai dengan 8,5. Pada reaktor aerob, hal tesebut dikenal dengan istilah Completely Mixed Activated Sludge (CMAS). Pada proses tersebut, terjadi netralisasi asam dan basa sehingga tidak diperlukan lagi tambahan bahan kimia selama BOD-nya kurang dari 25mg/liter limbah.
3. Memiliki kebutuhan energi yang tinggi untuk prosesnya dengan tingkat pengolahan 60-90 persen.
4. Produksi lumpur yang akan dihasilkan untuk pengolahannya tinggi. Begitupun, stabilitas proses terhadap racun dari limbah dan perubahan bebannya dari sedang sampai tinggi.
5. Bakteri aerob memerlukan nutrien yang tinggi untuk beberapa limbah industri.
6. Tidak ada bau yang dihasilkan dari pengolahan limbahnya.
Tujuan utama pengolahan limbah air adalah untuk menguraikan BOD, partikel tercampur srta membunuh organisme pathogen. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang beasanya dipergunakan pada penglaman limbah air berikut beberapa tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan
1. Kegiatan nitrifikasi atau denitrifikasi bertujuan untuk menghilangkan nitrat secara biologis.
2. Kegiatan air stripping tujuan untuk amoniak.
3. Desinfeksi tujuan untuk membunuh mikroorganisme.
4.Osmosis atau elektro dianalisis tujuan untuk menghilangkan zat terlarut.
Adapun secara garis besar kegiatan pengolahanair limbah dapat dikelompokkan menjadi 6 bagian antara lain:
1. Pengolahan pendahuluan (pre treatment)
2. Pengolahan pertama (primainy treatment)
3. Pengolahan kedua (secoundary treatment)
4. Pengolahan ketiga (tertiary treatment)
5. pengolahan kuman (desinfektion treatment)
6. pengolahan lanjutan (ultimate disposai)
Cara Pengolahaan Limbah Air
Bahan padat yang mudah mengenda adalah bahan yang kurang begitu penting pada pengolahan ini pengurangan kebutuhan akan oksigen dapat dilaksanakan dangan baik memulai pengendapan. Pengendapan pada tangki pertama menyebabkan pertama menyebabkan perubahan loktasa menjadi laktat secara cepat dan menyulitkan pengolahan terhadap keduanya.
Pengolahan dengan penggunaan oksidasi mempunyai dua fase yaitu:
1. Fase asimilasi
Pada fase ini air buangan susu segar masih berada dalam tangki aerasi.
2. Fase endogen
Bakteri tidak mempunyai makanan baru tetapi mencerna makanan selama proses asimilasi dan memerluukan oksigen dalam waktu yang lama
Langkah-langkah Pengolahan Air Limbah
Langkah awal proses pengolahan limbah adalah merubahnya menjadi air yang sudah dikurangi pencemarannya. Proses ini akan menyebabkan terbentuknya lumpur, bau, serta sedikit panas(energy).
Air Limbah → Air berkurang tercemarnya +lumpur + bau + panas
Cara pengolahannya :
- Aerobik
- Anaerobik
- Fakultatif
- Kimiawi lannya
- Cara Aerobik
- Bakteri aerob yang menguraikan air limbah.
- Bakteri aerob dapat hidup karena ada udara.
- Sehingga diperlukan unit tambahan “aerator”, atau kolam aerob.
- Prosesnya lebih cepat.
- Biaya lebih mahal karena harus mengoperasikan aerator.
- Contohnya pada terjunan/bending air sungai yang tercemar.
2. Cara anaerobic
Air limbah → Air limbah lebih aman + lumpur + bau + panas
- Bakteri anaerob yang menguraikan air limbah, dalam kedaan tanpa udara atau sedikit udara.
- Kelemahannya bau yang kuat.
- Proses pengolahannya lebih lama.
- Kelebihannya , tanpa aerator sehingga lebih murah.
- Biasanya di limbah yang berbentuk genangan atau kali yang relative tidak bergerak.
- Contohnya pada septic tank.
- Cara fakultatif
Fakultatif artinya sebagian waktu menggunakan cara aerob dan sebagian waktu lain menggunakan cara anaerob. Misalnya pada pengolahan cara aerob diperlukan waktu 10 jam untuk mengperasikan aerator, pada fakultatif mungkin aerator cukup dioperasikan 4jam/hari(aerator tidak hidup terus-menerus) dan sisa waktu yang lain menggunakan cara anaerob. Sehingga dicapai hasil yang optimum. Contohnya adalah IPAL (Instalasi pengolahan air limbah)
Aerasi Didalam Pengolahan Limbah Cair
Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada prakteknya, proses aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air limbah. Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah.
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik.
Aerasi alami merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air secara alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk meningkatkan aerasi alami antara lain menggunakan cascade aerator, waterfalls, maupun cone tray aerator.

Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser. Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung (bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse bubbles). Hal ini tergantung dari jenis diffuser yang digunakan.

Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical agitation menggunakan proses pengadukan dengan suatu alat sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air dengan udara.
- Metode Lumpur Aktif Dalam Pengolahan Air Limbah
Pengaturan jumlah massa mikroba dalam sistem lumpur aktif dapat dilakukan dengan baik dan relatif mudah karena pertumbuhan mikroba dalam kondisi tersuspensi sehingga dapat terukur dengan baik melalui analisa laboratorium. Tetapi jika dibandingkan dengan sistem sebelumnya operasi sistem ini jauh lebih rumit. Khususnya untuk limbah industri dengan karakteristik khusus.
Permasalahan dalam lumpur aktif antara lain :
- Membutuhkan energi yang besar
- Membutuhkan operator yang terampil dan disiplin dalam mengatur jumlah massa mikroba dalam reaktor
- Membutuhkan penanganan lumpur lebih lanjut.
Proses lumpur aktif dalam pengolahan air
limbah tergantung pada pembentukan flok lumpur aktif yang terbentuk
oleh mikroorganisme (terutama bakteri), partikel inorganik, dan polimer
exoselular. Selama pengendapan flok, material yang terdispersi, seperti
sel bakteri dan flok kecil, menempel pada permukaan flok. Pembentukan
flok lumpur aktif dan penjernihan dengan pengendapan flok akibat
agregasi bakteri dan mekanisme adesi. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa
flokulasi dan sedimentasi flok tergantung pada hypobisitas internal dan
eksternal dari flok dan material exopolimer dalam flok, dan tegangan
permukaan larutan mempengaruhi hydropobisitas lumpur granular dari
reaktor lumpur anaerobik. limbah padat yang berasal dari suatu
instalasi pengolah air limbah industri tekstil dapat digolongkan ke
dalam limbah berbahaya karena mengandung logam berat.
Bakteri merupakan unsur utama dalam flok
lumpur aktif. Lebih dari 300 jenis bakteri yang dapat ditemukan dalam
lumpur aktif. Bakteri tersebut bertanggung jawab terhadap oksidasi
material organik dan tranformasi nutrien, dan bakteri menghasilkan
polisakarida dan material polimer yang membantu flokulasi biomassa
mikrobiologi. Genus yang umum dijumpai adalah : Zooglea,
Pseudomonas, Flavobacterium, Alcaligenes, Bacillus, Achromobacter,
Corynebacterium, Comomonas, Brevibacterium, dan Acinetobacter, disamping itu ada pula mikroorganisme berfilamen, yaitu Sphaerotilus dan Beggiatoa, Vitreoscilla yang dapat menyebabkan sludge bulking.
Jumlah total bakteri dalam lumpur aktif standard adalah 108 CFU/mg lumpur. Sebagian besar bakteri yang diisolasi diidentifikasi sebagai spesies-spesies Comamonas-Psudomonas. Caulobacter, bakteri
bertangkai umumnya ditemukan dalam air yang miskin bahan organik, dapat
diisolasi dari kebanyakan pengolahan limbah, khususnya lumpur aktif .
Zoogloea adalah bakteri yang
menghasilkan exopolysaccharide yang membentuk proyeksi khas seperti jari
tangan dan ditemukan dalam air limbah dan lingkungan yang kaya bahan
organik . Zoogloea diisolasi dengan menggunakan media yang mengandung m-butanol, pati, atau m-toluate
sebagai sumber karbon. Bakteri ini ditemukan dalam berbagai tahap
pengolahan limbah tetapi jumlahnya hanya 0,1-1% dari total bakteri dalam
mixed liqour (Williams dan Unz, 1983).


Flok lumpur aktif juga merupakan tempat berkumpulnya bakteri autotrofik seperti bakteri nitrit (Nitrosomonas, Nitrobacter),
yang dapat merubah amonia menjadi nitrat dan bakteri fototrofik seperti
bakteri ungu non sulfur (Rhodospilrillaceae), yang dapat dideteksi pada
konsentrasi sekitar 105 sel/ml. Bakteri ungu dan hijau
ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Barangkali, bakteri fototrofik
hanya sedikit berperan dalam penurunan nilai BOD dalam lumpur aktif .
0 komentar:
Posting Komentar