Penilaian suatu pekerjaan biasanya dinilai dari hasil suatu pekerjaan.
Seringkali yang dinilai adalah kesalahan yang diperbuat, sehingga
berdasarkan banyaknya kesalahan maka besarnya nilai akan dipotong dengan
jumlah kesalahan.
Tidak pernah kesalahan yang menjadi nilai dari
performa pekerjaan. Memang bukan kesalahan yang berulang, tetapi adalah
kesalahan baru yang diperbuat. Sebenarnya kesalahan baru yang diperbuat
merupakan suatu pelajaran berharga. Beberapa mahasiswa yang pandai,
biasanya juga melakukan kesalahan, dengan mencoba mempraktekkan, maka
mahasiswa tersebut pasti lebih pandai, dari mereka yang tidak mau
mencoba dan melakukan kesalahan.
Kalau kita amati anak kecil, mereka
sering melakukan kesalahan. Dimana anak melakukan banyak kesalahan
dalam mengucapkan kata-kata. Tetapi mereka tidak malu untuk mengucapkan
walaupun salah. Anak kecil akan mendapatkan informasi apa yang benar
dari orang tua dan mempraktekannya. Sehingga dengan cepat anak kecil
tersebut tahu, kalimat mana yang benar dan yang harus dikatakan.
Begitu
pula seorang mahasiswa yang mau melakukan percobaan, maka dia
mendapatkan 1 kali pelajaran dari dosen, dan 1 kali pelajaran dari
percobaannya. Mahasiswa yang melakukan kesalahan tidak akan mau
melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya. Oleh sebab itu tugas dari
dosen, harus dikerjakan sendiri oleh mahasiswa akan sangat berguna bagi
mahasiswa itu sendiri. Sehingga pada saat ujian maka kesalahan yang
sudah pernah diperbuat tidak akan keluar lagi. Tetapi jika tidak maka
saat ujian akan melakukan kesalahan dan tentu saja nilai yang dihasilkan
tidak maksimal.
Jika mahasiswa
tersebut mengetahui melakukan kesalahan saat ujian maka pada saat
bekerja dia akan teringat untuk menjaga agar jangan salah. Jadi yang
kita lihat adalah kesalahan pertama yang akan menjadi kita mendapatkan
hasil yang baik, bukan kesalahan yang kedua.
Memang semakin banyak
kesalahan akan semakin menambah wawasan kita, tetapi kita tidak boleh
membuat kesalahan yang sama, itu yang dinamakan pembodohan. Saya
mempunyai seorang pembantu yang baru datang dari desa, sebut saja Mbak
Dewi. Mbak Dewi adalah orang yang sangat rajin, jujur dan kerja keras.
Orang tua Mbak Dewi berasal dari Lampung di suatu desa yang terpencil.
Pada minggu pertama bekerja, Mbak Dewi meletakkan sebuah gantungan baju
di atas lemari es. Karena di rumah saya, ada seorang anak yang berumur 3
tahun, maka lemari es itu akan dibuka dan ditutup oleh anak saya.
Hal
ini menyebabkan lemari es tersebut tidak dapat di tutup secara rapat,
karena terganjal oleh gantungan baju tersebut. Keluarga saya tidak ada
yang mengetahui keadaan lemari es bahwa pintu tidak tertutup rapat.
Sehingga setelah beberapa hari lemari es tidak dingin, kemudian
diketahui oleh saya bahwa lemari es tersebut tidak tertutup rapat selama
beberapa hari. Pada saat itu, saya marah dan jengkel, tetapi akhirnya
saya bisa mengendalikan diri. Saya tidak jadi memarahi Mbak Dewi dan
saya biarkan saja. Saya saat itu berpikir, bahwa saya sudah membayar
gaji 2 kali pada saat itu. Satu adalah gaji bulanan, dan satu lagi
adalah biaya pelatihan dengan meletakkan gantungan dan sudah merusakan
lemari es dan terpaksa saya memanggil teknisi lemari es.
Dengan
mendapatkan pengalaman tsb, Mbak Dewi semakin lama semakin baik, tidak
mengulangi kesalahan untuk kedua kali. Sehingga keluarga saya beruntung
mendapatkan pembantu yang berpengalaman, rajin, jujur dan suka bekerja
keras. Seandainya saya marah saat itu, kemudian menyebabkan Mbak Dewi
keluar, maka kerugian ada di keluarga saya, yang pertama keluarga saya
sudah memberikan pelatihan yang mahal, yang kedua keluarga lain yang
menerima Mbak Dewi akan mendapatkan pembantu yang sudah berpengalaman
mahal, ketiga pembantu pengganti Mbak Dewi harus saya ajari lagi, ke
empat waktu pelatihan induksi terbuang percuma.
Sebenarnya di dunia
pekerjaan juga sama, tetapi seorang manager jarang sekali menanyai
karyawan kesalahan apa yang pernah diperbuat. Sebenarnya seorang manajer
jika memperoleh masukkan mengenai kesalahan yang diperbuat oleh
karyawan, maka manajer tersebut memperoleh banyak pengalaman yang tidak
dialaminya, tetapi dialami oleh karyawan.
Karyawan akan semakin mau
mencari dan mencoba hal-hal baru dan hasilnya karyawan akan semakin
memiliki banyak inovasi. Sehingga manajer tersebut bisa memperdalam
ilmunya dengan cepat, mempunyai pengalaman yang banyak, dan tidak akan
mengulanginya lagi. Semakin seseorang melakukan kesalahan, maka semakin
kreativ orang itu. Mereka mau belajar banyak, mau mencoba banyak hal.
Tetapi
jika kita belajar jangan sampai hal ini terjadi yaitu : Kesalahan yang
sama diulang untuk yang kedua atau ketiga kalinya. Ini nama yang disebut
pembodohan bukan pembelajaran.
Oleh : Agus Putranto, S.Kom, MT, MSc
aputra@binus.edueXcellent Centre in E-Learning Bina Nusantara
0 komentar:
Posting Komentar