Adakah
jalan ini lengang akan kerikil-kerikil dan duri perjalanan? Adakah jalan ini
jauh dari luka dan simbahan darah? Adakah jalan ini takkan pernah bertaburan
bunga? Adakah jalan ini sungguh melelahkan? Adakah jalan ini sungguh tak
menyenangkan? Adakah luka yang tak bisa terobati? Adakah luka yang tak bisa
sembuh? Adakah sakit yang tak ada obatnya? Adakah sesak di dada ini akan tenang
tanpa mau menghilangkan riak yang menghantam dinding-dinding rusuk dan
bilik-bilik jiwa? Adakah rasa ngilu tak ada obatnya sama sekali?
Saudaraku,
Jangan
menjadi kader yang kolot. Setiap luka yang kita rasa maka Allah tempat
mengadunya, tak ada manusia yang bisa memberikan perhatian seperti yang kita
inginkan, tak ada manusia yang bisa memberikan kenyamanan seperti apa yang kita
inginkan meskipun ia seorang murobbi. Berhentilah memalaikatkan manusia dan
manusiakanlah manusia kembalikan mereka pada kodratnya. Apa yang kita alami,
teriris, tersayat, terdera dan perih bukan tak ada obatnya, bukan juga alasan
untuk berhenti dalam derap perjuangan. Jika orang lain melangkah dengan tegap
maka syukurilah ketika kita masih bisa melangkah dalam gontai ternyata ketika
manusia tak memandang kita masih bisa merasakan Allah ada dalam keseharian kita,
ketika orang melangkah seribu kali lebih cepat dari kita maka jangan merasa
hina jika langkah kita terseok. Ingatlah, Allah tidak memandang sesuatu banyak
atau lebih cepat, tapi Allah memandang proses yang kita lalui seiring dengan
keikhlasan dalam melangkahkan kaki.
Saudaraku….
Memberi
itu bukan hanya saat lapang, bukan pula ketika punya kelebihan dan ketika
bahagia. Memberi itu juga ketika sempit, kekurangan dan duka. Lantas apakah
engkau harus merutuki diri dan bernostagia dengan kejayaan masa lalu? Lalu menyesal
dan tak mau berbuat sedikitpun untuk kebaikan? Bahkan mundur dan berbalik
menyerang? Menyesal dan penuhi hati dengan dendam?
Tidak
saudaraku, sungguh tidak karena itu hanya jalan yang keruh dan ditumpahkan
dengan kekeruhan solusi, bertanya dan berharap pada Allah, yakni ia akan
tunjuki jalan yang lurus untuk memperbaiki hati kita yang bengkok, jangan peduli
dengan ocehan manusia, pedulilah pada penghargaan yang Allah berikan. Pedulilah
pada Maha kasih dan Maha sayang-Nya. Tak perlu menyesali kenapa tercebur dalam
buncah pengorbanan ini, hargai diri kita maka kita akan terobati, jika semua
bahagia maka apa arti kebahagiaan jika tak ada pembandingnya? Jika semuanya
mulus lantas kapan keindahan itu terasa memberikan simponi dan warna? Jika tak
ada kelelahan lantas apakah akan terasa manisnya perjuangan? Lantas apakah
kelelahan yang tak berarti yang kau inginkan atau kelelahan yang manis?
Saudaraku,
Wasilah
da’wah ini banyak sekali, kampus atau luar kampus tak akan mengurangi izzahmu
untuk tetap menjadi orang yang terbaik.
0 komentar:
Posting Komentar