
Vemale.com - Alkisah, ada seorang anak yang dikirim oleh orang
tuanya ke sekolah asrama. Sebelum dikirim ke sekolahnya yang baru, si
anak adalah anak yang terbilang cerdas. Dia selalu berada di puncak
kompetisi dan selalu menjadi juara kelas.
Tetapi semuanya berubah
ketika si anak berpindah sekolah. Nilainya mulai menurun. Teman-temannya
pun mulai mengejeknya. Sampai akhirnya anak ini merasa kesepian di
setiap waktunya. Ketika malam datang, dia selalu merasa ingin mengakhiri
hidupnya. Dia merasa tidak berharga dan tidak ada lagi orang yang
mencintainya.
Orangtuanya mulai
khawatir akan kondisi si anak. Tapi bahkan mereka tidak tahu apa yang
salah dari diri anaknya. Ayah dan ibunya memutuskan untuk mengunjungi si
anak dan berbicara dari hati ke hati.
Mereka
duduk di tepi danau dekat sekolahnya, Sang ayah mulai bertanya kepada
anaknya hal-hal ringan tentang sekolah dan gurunya. Lalu bertanyalah ia
kepada anaknya, “Anakku, tahukah kamu kenapa ayah berada di sini hari
ini?”
Si anak menjawab, “Untuk memeriksa nilaiku.”
“Tidak,
tidak tentang itu. Ayah di sini tidak akan mempersoalkan tentang
nilaimu. Ayah ingin memberitahu kalau kamu adalah milik ayah yang paling
berharga. Ayah tak peduli pada nilaimu, ayah peduli padamu. Ayah peduli
pada kebahagiaanmu.”
Kata-kata ini
membuat si anak berderai air mata. Ia memeluk ayahnya dan mereka
berpelukan untuk waktu yang lama. Sekarang si anak merasa bahwa ia
dibutuhkan, merasa bahwa hidupnya berarti. Dan sejak saat itu tidak ada
orang yang pernah melihat dia merasa sedih dan kesepian.
Dari hal
yang dapat kita petik adalah, buatlah anak Anda merasa berharga di
setiap detik hidupnya. Dukunglah apa yang menjadi kegemarannya tanpa
Anda terus mempermasalahkan nilai-nilai akademisnya. Memang, nilai
akademis itu penting, tetapi jika ternyata anak Anda memiliki potensi
lain dalam dirinya, kenapa tidak Anda coba untuk selalu mendukungnya.
Siapa tahu kelak dia lebih sukses dengan potensinya.
0 komentar:
Posting Komentar