Bangunanan tua itu masih berdiri, lebih dari usia kehidupan kita, kemudian bangunan tua itu dipadati begitu banyaknya ummat hingga bangunan tua itu makin hari makin tak terawat, makin hari makin rusak, dinding-dindingnya bolong, atapnya memerah terkena terik dan dingin, jendelanya sudah mulai kehilangan daun-daunya, pentilasi udarapun sudah tak memberikan udara yang sesegar ia masih muda dulu, ya bangunan itu telah tua sekarang.
Meski dengan kondisi timpang, bangunan itu masih tetap berdiri, masih bisa dimanfaatkan, masih bisa menyimpan gelak tawa patahlagi jerit tangis. Bangunan itu juga bernyawa, kapan ia berdiri dan kapan ia roboh maka itulah nafas hidupnya.
Bangunan itu adalah bangunan ukhuwah, hembusan angin dingin dan panas bisa memorak perandakan bangunan ini, gesekan perasaan, goresan lisan, intimidasi hati dan ketidak mau fahaman serta keakuan (keegoisan) diri. Ya kita semua pernah mungkin melakukannya, perasaan kita yang halus mudah tersinggung padahal tak seberapa atau pantas nasehat atau ketidak puasan orang pada kita, lisan kita yang kadang menyayat seperti pisau, hati kita yang kadang berprasangka dan diri kita yang tak pernah mengaku salah, diri kita yang sombong.
Bangunan ini hanya menunggu hembusan angin selentingan maka akan ambruk, adakah akan kita tinggalkan? Merancang bangunan ukhuwah yang lebih baik adalah keniscayaan yang harus kita usahakan. Jika daun jendelanya telah rusak, dindingnya telah bolong, atapnya telah memerah, maka bisa kita cicil agar rancangan itu usai mulai dari hal-hal kecil dan sedikit. Dari ketimpangan bangunan yang ada kita dapat melihat kurang dan lebihnya sehingga kita lebih paham dan tau bahwa ada khazanah lain yang diperlukan oleh bangunan tersebut. Setelah dindingnya yang bolong harus kita tambal, sebelum ditambal mungkin harus menghancurkan sebagianya, jika kita mengubah dekorasinya mungkin ada daun jendela yang harus berubah menjadi tembok, mungkin juga ada tembok yang menjadi daun jendela, kemudia warna yang kusam dipolesi dengan cat berwarna warni dan rapi maka akan terlihat lebih indah adanya.
Jika kita meninggalkan dan membuat bangunan baru boleh-boleh saja, tapi alangkah lebih baiknya kita dirikan bangunan baru dan bangunan lama kita rehab, jika kita punya modal dan nyali besar, tapi jika dana kita hanya untuk merehab maka rehablah, karena bangunan yang direhab tak akan seperti bangunan yang lama tentunya bangunan tersebut akan lebih indah dan lebih cantik.
‘;didedikasikan bagi siapa saja yang bermuamalah dengan manusia diatas muka bumi ini;’
Ukhuwah itu bukan sebatas senang dan bahagia, tapi ukhuwah itu adalah bagaimana menyikapi sakit dengan bijaksana dan bahagia dengan makna. Jika ada satu komponen dalam ukhuwah kita hilang tentu kita teramat sedih, tapi bukan berarti harus larut dalam kesedihan, jika ada dalam komponen ukhuwah kita menyakiti jangan tinggalkan ia tapi beri waktu untuk bisa berpikir untuk bisa tersadar jika kita sudah benar-benar lelah menasehati, sabarlah dalam menasehati, karena seorang yang kecewa meski kita hadapi semanis mungkin ia akan tetap mengatakan dan merasa pahit, karena kekecewaan itu pintu syaiton untuk membuat ummat Rasulullah untuk saling berbantahan.
Setiap insan itu berbeda, ada yang senang memburu taujih, ada pula yang murka dipanah taujih. Sapa sih orangnya yang mau diingetin pas hatinya panas? Bukan redah tapi malah terbakar jadinya. Biarkan waktu mengalir seperti air, biarkan waktu menjadi pembasuhnya, sehingga suatu saat air akan bertemu di muaranya, hingga suatu saat air akan terasa begitu menyejukkan. Air beriak tak kan lama, seperti apapun saudara kita, sesakit apapun torehan persaudaraan yang ia goreskan, ingatlah kebaikan-kebaikannya, ingatlah pengorbanan-pengorbanannya walaupun kecil dan mungkin lebih banyak pengorbanan diri kita. Ingatlah kita juga tidah sempurna untuk menuntutnya sempurna, saat kita mengingat kebaikan orang lain pada diri kita, maka kita akan sentiasa bermuamalah baik dengan orang lain, saat kita mengingat kejahatan orang lain pada kita, maka hati kita akan semakin kotor dan jauh dari Tuhan.
“Ya Allah yang menguasai hati kami,
Perbaikilah muamalah kami,
Ikhlaskan kami pada apa yang menimpa kami,
Ampuni dosa-dosa kami,
Terangi jiwa kami,
Terangi hati kami,
Terangi pikiran kami,
Jernihkan hati pikiran dan jiwa kami.
Ya allah satukan kami hanya karena-Mu
“;kembali didedikasikan untuk orang-orang yang sempat merasa nonsen the ukhuwah, nonsen the persahabatan. Semangatlah karena tak ada satupun proses kehidupan ini yang tak punya resiko, terpulang kita bijak atau terinjak dalam kegalauan kita;”
0 komentar:
Posting Komentar