Kamis, 14 Juli 2011

Freedom Plotilla-- Save GAZA

cerita dari freedom flotila bersumber dari ustadzh dzikrullah dan ustadzah santi yang ikut berada didalamnya. hanya ingin sedikit berbagi, saudaraku...taukah engkau siapa yang ada dalam freedom flotila dan mavi marmara? hanya orang biasa-biasa saja. diantara mereka ada guru TK, ada ibu rumah tangga, ada wartawan dan propesi lainnya. Lantas kita yang katanya aktifis dakwah? kemana? apakah berjuang hanya cukup di negeri ini? itu pertanyaan ustadz yang cukup mencabik. Siapa saja yang syahid dalam subuh berdarah itu? ada beberapa orang syahid, insyaallah. tapi yang saya ingat tidak banyak. 1.adalah seorang pemuda yang sedang menunggu hasil tes masuk perguruan tinggi, ia syahid dengan 5 tembakan dengan jarak penembakan tak lebih dari 5 meter.
2. Seorang ayah yang merupakan pelatih olahraga, dia syahid namun tak didekati isterinya karena isterinya sibuk mengurusi korban yang tertembak, dia baru dihampiri isterinya ketika pasukan relawan memutuskan tidak melakukan perlawanan lagi, dia kecup kening suaminya dan mendoakannya penuh cinta dan ketegaran.
3. Seorang wartawan yang sebelumnya masih sempat terekam kamera dengan segala aktifitasnya sebagai pejihad media, syahid dengan tembakan dikeningnya yang membongkar otaknya hingga terburai.
ada juga diantara mereka yang masih diberi umur panjang, tanpa sadar peluru menembus dada mereka, perlahan mereka merasa lemas dan ternyata peluru yang menembusnya masuk kedalam tubuh mereka zig zag mengoyak paru-paru mereka, kemudian mematahkan rusuk mereka dan menembus lever mereka. hanya satu peluru saja. Israel laknatullah, terlaknat sangat terlaknat.
ada pula yang terluka dengan tembakan ditangannya, hanya lubang kecil saja ditangannya, tapi membongkar tulang belulang tangannya, astaghfirullah.

Akankah kita masih terdiam? mari kita kerahkan segala potensi dan kebolehan kita, berjuang untuk dienullah, palestina terjajah tapi mereka kuat, pohon-pohon zaitun yang mereka miliki di rusak dan ditebang, mereka tanam kembali walau dalam perang. dan suatu ketika dimana keadaan palestina cukup baik, mereka pergi ke mesir untuk membeli bahan makanan, ada kakek, orang tua, dan anak-anak... ketika orang mesir menawarkan mereka tinggal di mesir, hanya ada satu suara yang kompak "apapun yang terjadi kami tidak akan tinggalkan palestina, disana kami lahir, disana saudara-saudara kami syahid, dan palestina adalah negeri mulia, kami akan kembali ke negeri kami".

bagaimana dengan kita? kita cenderung mencari tempat yang aman dan tempat berlindung.... sadarlah wahai jiwa-jiwa kami


0 komentar:

Posting Komentar